21 Mei 2009

sekaten

SEKATEN: A RELIGIOUS AND CULTURAL TRADITION
(Sekaten : Tradisi Keagamaan dan Budaya)


The Terminology of Sekaten (Istilah Sekaten)

The word sekaten derives from several versions. Some say sekaten comes from the word sekati that is the name of two sets of the sacred gamelan inruments which is known as Kanjeng Kyai Sekati. These instruments are played in the commemoration of Maulud Nabi Muhammad SAW. Some others believe that sekaten derives from syahadataini, a profession of faith saying that there is no god other than Alloh and Muhammad is his messenger.

Kata sekaten berasal dari beberapa versi. Beberapa berkata 'sekaten' berasal dari kata 'sekati' yang merupakan nama dari 2 set alat music gamelan yang dikenal sebagai Kanjeg Kyai Sekati. Alat musik ini dimainkan dalam peringatan maulud Nabi Muhammad SAW. Beberapa lainnya percaya bahwa 'sekaten berasal dari syahadataini', kesaksian iman yang menyatakan tidak ada tuhan selain Alloh dan Muhammad adalah utusanNYA.

The Roles of Sekaten Then and Now (Peran Sekaten Dulu dan Sekarang)

The sekaten festival dates back to the year 1939 Saka on the Javanese calendar, or 1477, when Raden Patah of Demak Bintoro founded the Grand Mosque of Demak, with the support of the wali (propagators of Islam on Java island).

Pesta sekaten membawa kita kembali pada tahun 1939 Saka menurut kalender jawa, atau 1477, ketika Raden Patah dari Demak Bintoro mendirikan Masjid Agung Demak,dengan bantuan wali.

The festival was also the result of discussions with the wali, who said a special event should be held for seven consecutive days ahead of the anniversary of the Prophet Muhammad's birth, with the main purpose to spread Islam.

Pesta tersebut juga hasil dari diskusi dengan wali, yang mengatakan bahwa peristiwa khusus sebaiknya diadakan selama 7 hari berturut-turut sebelum perayaan hari kelahiran nabi Muhammad, yang tujuan utamanya adalah menyebarkan Islam.

Sekaten was first held at a field near the mosque. In order to draw people's attention to the event, one of the wali, Sunan Giri, created gamelan, traditional musical instruments to be played near the mosque compound.

Sekaten pertamakali diadakan di lapangan dekat masjid. Untuk menarik perhatian masa ke even tersebut, salah satu wali, Sunan Giri, menciptakan gamelan, alat music tradisional untuk dimainkan di dekat kompleks masjid.

With the instruments, Javanese traditional music compositions, known as gending, composed by Sunan Kalijaga were sung and played. By the end of the event, people who had expressed a desire to convert to Islam were assisted by the wali in saying the syahadatain, which is a profession of faith saying that there is no God other than Allah and that Muhammad is His Messenger.

Dengan alat music tersebut, komposisi music traditiona Jawa , yang dikenal sebagai gending dan yang diciptakan oleh Sunan Kalijaga diyanyikan dan dimainkan. Di penghujung even, orang yang sudah menyatakan keinginan untuk berpindah agama Islam dibantu oleh wali untuk mengucapkan syahadat, yang merupakan kesaksian iman yang berbunyi tiada tuhan selain Alloh dan Muhammad adalah utusanNYA.

As the event developed, sekaten turned into a traditional folk celebration that was held annually, and later became an official tradition of Demak, especially after it became an Islamic kingdom.

Sejalan dengan perkembangan even tersebut, sekaten berubah menjadi perayaan rakyat yang diadakan setiap tahun, dan kemudian menjadi tradisi resmi di Demak, khususnya setelah Demak menjadi kerajaan Islam.

The tradition continued even after the kingdom developed into the powerful Mataram kingdom and was split into the separate kingdoms of Surakarta and Yogyakarta. Both Surakarta and Yogyakarta palaces preserved sekaten celebration as a part of their cultural and religious heritage. This explains why sekaten is to this day held each year in the two cities.

Tradisi tersebut berlanjut bahkan sesudah kerajaan Demak berkembang menjadi kerajaan Mataram yang agung dan dipisah menjadi kerajaan-kerajaan di Surakarta dan Yogyakarta. Keduanya melestarikan perayaan sekaten sebagai bagian dari warisan budaya dan agama. Ini menjelaskan mengapa sekaten sampai sekarag diselenggarakan di 2 kota tersebut.

In Yogyakarta palace, the celebration has been developed over the years to its present form. The latest changes occurred this year when the previously month-long Sekaten Night Market held ahead of the main event was changed into the 38-day Jogja Expo Sekaten '04.

Dikraton Yogya,bentuk perayaan tersebut berkembang sampai sekarang.Perubahan terakhir terjadi tahun ini ketika pasar malam sekaten yang dulu diadakan satu bulan sebelum maulud nabi, diperpanjang menjadi 38 hari.

A private event organizer also was hired to professionally manage the event to make it a nationally recognized business exhibition.

EO swasta juga disewa untuk memanage event tersebut supaya menjadi pameran dagang yang dikenal secaya nasional.


The Procession (prosesi sekaten)

Ziarah Pambuka
Ziarah Pambuka is a pilgrimage to two grave yards, Kotagede and Imogiri grave yards. The aim is to respect and to pray for the founder of Mataram (the former of Yogyakarta) and the former kings. At Kotagede, the pilgrims visit the tomb of Panembahan Senopati, the founder of Mataram . At Imogiri they visit the grave of the former kings of Yogyakarta.

Ziarah pambuka adalah ziarah ke 2 makam, makam Kotagede dan makam Imogiri. Tujuannya adaah untuk menghormati dan mendoakan pendiri Mataram (Yogya dulu) dan raja-raja sebelumnya.Di kota Gede, para peziarah mengunjungi makam Panembahan Senopati, pendiri kerajaan mataram. Di Imogiri mereka mengunjungi makam raja-raja Yogyakarta yang terdahulu.

Pasang Pathok
This is the ceremony to begin the preparation of the location of Sekaten. In Yogyakata, the location is always at Alun-alun Utara Kraton (North Square of Kraton Yogyakarta).

Ini adalah upacara untuk memulai persiapan lokasi sekaten. Di Yogya, lokasinya selalu di alun-alun Utara kraton

Pambuka
It is the opening ceremony. In this ceremony, we can see various performances. The venue is on Alun-alun Utara or Pagelaran Kraton. Artists perform their choreography, music arrangement and traditional singing. This is the most valuable time to be missed.

Ini adalah upacara pembukaan. Dalam upacara ini, kita bisa lihat bermacam-macam pertunjukan. Tempatnya di alun-alun utara pagelaran keraton. Para seniman menampilkan koreografi, aransemen music, dan nyanyian tradisional mereka. Ini sangat berharga untuk ditinggalkan.


Miyos Gongso
This is the beginning event of sekaten. The sacred gamelan Kanjeng Kyai Sekati is taken out from the saving room at Bangsal Srimanganti to at the Masjid Agung (Mosque) yard. The gamelan is played a week before the birthday of Prophet Muhammad at 12 Rabiul Awal or 12 Maulid.

.

Ini adalah awal sekaten.Gamelan sakral KanjengSekati dikeluarkan dari tempat penyimpanan di Bangsal Srimanganti ke halaman Masjid A Kyai Sekati dibawa keluar dari tempat penyimpanannya. Gamelannya dimainkan seminggu sebelum maulud nabi.

Kondur Gongso
A night before 12 Mulid the gamelan will be taken back to its room at Bangsal Srimanganti. Before the ceremony, Sultan of Yogyakarta will attend at the porch of the Mosque to listen to the story of Prophet Muhammad. A chief of Kraton reads the story.

Semalam sebelum 12 maulid, gamelan tersebut dikembalikan di Bangsal Srimanganti, Sebelum upacara, Sultan akan hadir di masjid untuk mendengarkan cerita tentang Nabi Muhammad. Seorang pemuka Kraton membacakan ceritanya.

Grebeg Maulud
Grebeg is the peak of sekaten. Grebeg comes from the word garebeg a cultural rite of Sultan to thank God for the blessing. In this rite Sultan gives alms for abdi dalem (sultan`s staff and servents) and kawula dalem (Sultan's people). Gunungan putri and gunungan kakung are the focus of grebegan. Gunungan is a pyramidal offering made of food, vegetables and fruits. The people will compete to get everything from gunungan as they beieve they will get prosperity. This is the end of sekaten and the fair at Alun-Alun Utara.

Grebeg adalah puncak sekaten. Grebeg berasal dari kata 'garebeg', ritual budaya Sultan sebagai rasa syukur kepada Tuhan atas berkahnya.Di dalam ritual ini Sultan memberikan sedekah kepada abdi dalem dan kawula dalem. Gunugan Putri dan Gunungan Kakung adalah focus grebeg. Gunungan adalah sesaji yang berbentuk pyramid yang terbuat dari makanan, sayuran dan buah. Orang-orang akan berebut mendapatkan apa saja dari gunungan itu karena mereka percaya mereka akan mendapat kemakmuran. Prosesi ini adalah akhir dari Sekaten dan pasar malam di Alun-Alun Utara Keraton.

Ziarah Panutup
This is the closing pilgrimage to Kotagede and Imogiri grave yards.
Ini adalah ziarah penutup ke makam Kotagede dan Imogiri.



Sumber (Source):
1. Kompas.com
2. Indonesia.com
3. Gudegjogja.net







Cepat, Bebas Iklan, Kapasitas Tanpa Batas - Dengan Yahoo! Mail Anda bisa mendapatkan semuanya.

2 komentar:

  1. Bagaimana menempelkan Islamwire itu Mba ... Makasih.

    BalasHapus
  2. thanks, I learn much more with you. May I share your idea...

    BalasHapus